Bahaya Polusi Udara: Kenali Penyakit yang Mengintai dan Cara Mencegahnya

inutrisi.com - Polusi udara menjadi tantangan serius bagi kesehatan masyarakat, terutama di wilayah perkotaan dengan tingkat emisi kendaraan dan aktivitas industri yang tinggi. Tak hanya menyebabkan ketidaknyamanan, polusi udara telah terbukti memicu berbagai penyakit kronis yang mengancam kualitas hidup. World Health Organization (WHO) mencatat bahwa sekitar 7 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya akibat paparan polusi udara, baik dari luar ruangan (outdoor air pollution) maupun dalam ruangan (indoor air pollution).

Bahaya Polusi Udara: Kenali Penyakit yang Mengintai dan Cara Mencegahnya
Bahaya Polusi Udara: Kenali Penyakit yang Mengintai dan Cara Mencegahnya

Di Indonesia, data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa polusi udara berkontribusi signifikan terhadap peningkatan kasus penyakit pernapasan, penyakit jantung, hingga gangguan pada sistem saraf. Oleh sebab itu, penting bagi masyarakat untuk memahami jenis-jenis penyakit akibat polusi udara serta langkah pencegahannya agar dapat melindungi diri dan keluarga dari risiko jangka panjang.

Daftar Penyakit Akibat Polusi Udara yang Harus Diwaspadai

Paparan polutan seperti partikel debu (PM2.5 dan PM10), nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), ozon (O3), dan karbon monoksida (CO) dapat memicu berbagai gangguan kesehatan. Berikut adalah daftar penyakit akibat polusi udara yang sering terjadi di masyarakat:

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

ISPA merupakan salah satu penyakit yang paling sering muncul akibat polusi udara, terutama pada anak-anak dan lansia. Gejalanya meliputi batuk, pilek, sakit tenggorokan, demam, hingga sesak napas. Paparan partikel polutan dalam jangka panjang dapat memperparah infeksi dan menyebabkan komplikasi yang lebih serius seperti pneumonia.

Asma

Asma adalah kondisi kronis yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas. Polutan udara seperti asap kendaraan dan partikel debu halus dapat memicu serangan asma secara mendadak. WHO mencatat bahwa polusi udara meningkatkan risiko terjadinya asma sebesar 25% pada anak-anak yang tinggal di area dengan kualitas udara buruk.

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

PPOK adalah penyakit pernapasan yang bersifat progresif dan menyebabkan kesulitan bernapas jangka panjang. Polusi udara menjadi faktor risiko utama selain merokok. Data BPJS Kesehatan menunjukkan peningkatan klaim pengobatan PPOK sebesar 18% dalam 3 tahun terakhir akibat tingginya paparan polusi di kota-kota besar.

Kanker Paru-Paru

Paparan jangka panjang terhadap polutan seperti benzena, formaldehida, dan partikel PM2.5 dapat memicu pertumbuhan sel kanker di paru-paru. Meskipun merokok masih menjadi faktor utama, WHO menyebut polusi udara sebagai penyebab kedua tertinggi kanker paru di dunia.

Penyakit Jantung dan Stroke

Partikel polusi halus dapat masuk ke aliran darah dan memicu peradangan pada pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung iskemik dan stroke. Studi dari Kemenkes RI menyatakan bahwa peningkatan konsentrasi PM2.5 sebesar 10 µg/m³ berhubungan dengan peningkatan risiko serangan jantung hingga 6%.

Gangguan Kehamilan dan Kesehatan Bayi

Polusi udara selama masa kehamilan dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan gangguan perkembangan paru-paru pada janin. Penelitian di Jakarta menunjukkan bahwa ibu hamil yang terpapar polusi memiliki risiko 1,8 kali lebih tinggi mengalami kelahiran prematur.

Gangguan Kognitif dan Mental

Polusi udara tidak hanya berdampak pada sistem pernapasan, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan otak. Partikel ultrafine (UFPs) mampu menembus sawar darah otak, menyebabkan peradangan yang memicu gangguan kognitif seperti demensia, serta meningkatkan risiko depresi dan kecemasan.

Bila ingin mengetahui lebih detail tentang penyakit akibat polusi udara, Anda dapat membaca ulasan lengkapnya di inutrisi.com.

Fakta dan Data Dampak Polusi Udara di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat polusi udara tertinggi di Asia Tenggara. Laporan IQAir pada tahun 2024 mencatat bahwa Jakarta menempati peringkat ke-5 sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia, dengan konsentrasi PM2.5 yang melebihi ambang batas WHO.

Kementerian Kesehatan RI mencatat bahwa pada tahun 2023, sekitar 70% kunjungan pasien ke puskesmas di Jakarta dan sekitarnya berkaitan dengan gangguan pernapasan akibat polusi udara. Selain itu, biaya yang dikeluarkan BPJS Kesehatan untuk pengobatan penyakit pernapasan akibat polusi mencapai Rp 1,8 triliun dalam setahun.

Data ini menunjukkan bahwa dampak polusi udara tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga memberikan beban finansial yang besar bagi sistem kesehatan nasional.

Langkah-Langkah Pencegahan Agar Terhindar dari Dampak Polusi Udara

Meskipun polusi udara sering kali tidak bisa dihindari, ada beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan untuk mengurangi paparan dan melindungi diri dari risiko kesehatannya:

Gunakan Masker Berkualitas (N95 atau KN95)

Masker jenis ini mampu menyaring partikel PM2.5 secara efektif. Pastikan masker digunakan dengan benar, terutama saat berada di luar ruangan pada kondisi kualitas udara buruk.

Pantau Kualitas Udara Secara Berkala

Gunakan aplikasi pemantau kualitas udara seperti IQAir atau AirVisual untuk mengetahui tingkat polusi di area tempat tinggal Anda. Jika indeks kualitas udara (AQI) menunjukkan angka berbahaya, kurangi aktivitas di luar ruangan.

Gunakan Air Purifier di Dalam Rumah

Air purifier dengan filter HEPA dapat membantu mengurangi partikel polutan di dalam ruangan, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih sehat untuk keluarga Anda.

Jaga Pola Hidup Sehat

Konsumsi makanan bergizi yang kaya antioksidan, seperti buah dan sayur, untuk membantu tubuh melawan dampak radikal bebas dari polusi udara. Jangan lupa untuk rutin berolahraga di tempat dengan udara bersih.

Konsultasi dengan Dokter Secara Berkala

Bagi individu dengan riwayat penyakit pernapasan, penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin agar dapat mendeteksi dini gejala yang timbul akibat polusi udara.

Ikuti Program Vaksinasi dan Edukasi Kesehatan

Pastikan Anda dan keluarga mendapatkan vaksinasi yang dianjurkan untuk mencegah infeksi saluran pernapasan. Selain itu, ikuti program edukasi tentang bahaya polusi udara yang diselenggarakan oleh instansi kesehatan setempat.

Dengan memahami dampak polusi udara dan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat menjaga kesehatan diri dan keluarga dari ancaman yang tak kasat mata ini. Penyakit akibat polusi udara memang nyata, namun dengan tindakan yang tepat, risikonya dapat diminimalisir.


Posting Komentar untuk "Bahaya Polusi Udara: Kenali Penyakit yang Mengintai dan Cara Mencegahnya"