Waspadai Bahaya Makanan Ultra-Proses: Dampak Kesehatan Fisik dan Mental yang Jarang Disadari
Apa Itu Makanan Ultra-Proses (UPF)?
inutrisi.com - Makanan ultra-proses (Ultra-Processed Foods/UPF) adalah jenis makanan yang
telah melalui berbagai tahapan industri dan sering kali mengandung tambahan
bahan kimia seperti pewarna, pengawet, pemanis buatan, dan penambah rasa.
Contoh umumnya adalah sosis, nugget, mie instan, minuman bersoda, serta makanan
ringan kemasan yang sering kita temui di supermarket.
![]() |
Waspadai Bahaya Makanan Ultra-Proses: Dampak Kesehatan Fisik dan Mental yang Jarang Disadari |
Berdasarkan pedoman dari Kementerian Kesehatan RI, makanan ultra-proses
dikategorikan sebagai produk yang hampir seluruhnya dibuat dari zat hasil
olahan industri dan jarang mengandung bahan makanan utuh. Ini berbeda dengan
makanan olahan minimal seperti roti gandum utuh atau yogurt tanpa tambahan
gula.
Bukti Ilmiah Terkini tentang Bahaya Makanan Ultra-Proses
Sebuah studi besar yang diterbitkan di British Medical Journal (BMJ)
tahun 2023 mengungkapkan bahwa konsumsi makanan ultra-proses secara berlebihan
dikaitkan dengan peningkatan risiko lebih dari 30 jenis penyakit kronis,
termasuk obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, hipertensi, dan beberapa
jenis kanker.
Selain itu, riset yang dimuat dalam Journal of Affective Disorders
(Agustus 2023) menemukan bahwa konsumsi UPF dalam jangka panjang juga berdampak
negatif terhadap kesehatan mental. Penelitian ini menunjukkan bahwa orang yang
mengonsumsi makanan ultra-proses secara berlebihan memiliki risiko lebih tinggi
mengalami depresi dan gangguan kecemasan dibanding mereka yang mengonsumsi
makanan segar dan minim olahan.
Hal yang menarik, efek buruk UPF tidak hanya berasal dari kandungan
nutrisinya yang rendah, tetapi juga dari zat aditif dan proses kimiawi yang
terjadi selama produksi. Bahan seperti emulsifier, pewarna buatan, dan pemanis
buatan dapat memengaruhi mikrobiota usus dan memicu peradangan kronis yang
berkaitan dengan berbagai penyakit.
Dampak Konsumsi UPF terhadap Kesehatan Fisik
1. Obesitas
dan Sindrom Metabolik
Kandungan kalori yang tinggi dengan nilai gizi rendah membuat UPF menjadi
faktor utama dalam peningkatan angka obesitas di banyak negara, termasuk
Indonesia. UPF sering kali tidak memberikan rasa kenyang yang cukup, sehingga
konsumsi berlebih menjadi tidak terhindarkan.
2. Diabetes
Tipe 2
Studi longitudinal menunjukkan bahwa individu yang rutin mengonsumsi makanan
ultra-proses memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi mengalami resistensi
insulin, yang berujung pada diabetes tipe 2.
3. Penyakit
Jantung dan Hipertensi
Tingginya kandungan natrium dan lemak trans pada UPF memperburuk profil lipid
tubuh, meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL), dan menurunkan kolesterol
baik (HDL).
4. Risiko
Kanker
Paparan terhadap senyawa kimia hasil proses industri seperti nitrit,
akrilamida, dan bahan pengawet lainnya dikaitkan dengan peningkatan risiko
kanker kolorektal dan kanker payudara.
Bahaya Makanan Ultra-Proses terhadap Kesehatan Mental
Efek buruk dari makanan ultra-proses tidak hanya berhenti pada kesehatan
fisik. Riset terbaru menunjukkan bahwa zat aditif dalam UPF dapat mempengaruhi
fungsi otak melalui gangguan keseimbangan mikrobiota usus. Hubungan antara usus
dan otak yang dikenal sebagai gut-brain axis menjadi
terganggu, memicu reaksi inflamasi yang dapat berdampak pada suasana hati dan
kesehatan mental.
Studi yang dipublikasikan di Journal of Affective Disorders
menyebutkan bahwa individu yang sering mengonsumsi UPF memiliki risiko 25%
lebih tinggi mengalami gejala depresi. Efek ini diperparah dengan kecenderungan
UPF menyebabkan lonjakan gula darah yang drastis, yang dapat memengaruhi
kestabilan mood dan energi.
Bahaya Makanan Ultra-Proses bagi Anak-anak dan Remaja
Anak-anak dan remaja menjadi kelompok yang sangat rentan terhadap dampak
negatif UPF. Kebiasaan mengonsumsi makanan ringan kemasan dan minuman manis
sejak dini tidak hanya meningkatkan risiko obesitas anak, tetapi juga dapat
mempengaruhi perkembangan otak.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan zat kimia dari UPF selama masa
pertumbuhan dapat berdampak pada fungsi kognitif dan perilaku anak, termasuk
peningkatan risiko Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
Kenali Label Gizi dan Hindari Konsumsi Berlebihan
Salah satu langkah awal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi konsumsi
UPF adalah dengan membaca label komposisi dan informasi nilai gizi
secara cermat. Hindari produk dengan daftar bahan tambahan yang
panjang, terutama yang mengandung pemanis buatan, pewarna sintetis, dan
pengawet kimiawi.
Pilihlah makanan segar atau olahan minimal, seperti sayuran, buah-buahan,
dan protein alami tanpa tambahan zat aditif. Jika terpaksa membeli makanan
kemasan, pilih produk dengan label “rendah gula”, “tanpa pengawet”, atau
“non-MSG” yang lebih ramah bagi tubuh.
Rekomendasi Praktis: Cara Mengurangi Konsumsi UPF
1. Masak
Sendiri dengan Bahan Segar
Memasak sendiri memberi Anda kendali penuh atas bahan yang digunakan. Pilih
resep sederhana dengan bahan alami untuk memulai.
2. Perbanyak
Konsumsi Buah dan Sayur
Mengonsumsi buah dan sayur segar setiap hari membantu mengurangi keinginan
makan makanan ultra-proses.
3. Bawa
Bekal dari Rumah
Membawa bekal ke kantor atau sekolah dapat mengurangi ketergantungan pada
makanan cepat saji yang biasanya berbasis UPF.
4. Hindari
Produk dengan Iklan Berlebihan
Produk UPF sering dikemas dengan iklan menarik, namun cek selalu komposisinya
sebelum membeli.
5. Pahami
Bahaya Makanan Ultra-Proses
Meningkatkan kesadaran akan bahaya makanan
ultra-proses adalah langkah awal yang penting untuk menjaga pola makan
lebih sehat.
Posting Komentar untuk "Waspadai Bahaya Makanan Ultra-Proses: Dampak Kesehatan Fisik dan Mental yang Jarang Disadari"