Daftar Kanker yang Paling Banyak Terjadi di Indonesia: Data Terbaru & Cara Deteksi Dini

inutrisi.com - Kanker menjadi salah satu penyakit yang paling ditakuti di Indonesia. Data Globocan 2022 mencatat terdapat 408.661 kasus baru kanker di Indonesia dengan angka kematian mencapai 243.000 kasus. Dari total tersebut, jenis kanker tertentu menempati posisi teratas sebagai penyebab kematian terbanyak. Masyarakat perlu memahami jenis-jenis kanker yang paling umum terjadi agar lebih waspada dan dapat melakukan deteksi dini.


Menurut Kementerian Kesehatan RI, prevalensi kanker di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Gaya hidup tidak sehat, paparan polusi, konsumsi makanan cepat saji, hingga minimnya kesadaran akan skrining rutin menjadi faktor utama. Di sisi lain, banyak orang yang belum mengetahui jenis kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia serta bagaimana tanda-tandanya.

Jenis-Jenis Kanker Terbanyak di Indonesia Berdasarkan Data Nasional

Berdasarkan laporan dari Globocan dan data registrasi kanker RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode 2008–2021, berikut ini adalah jenis-jenis kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia:

1.     Kanker Payudara
Kanker payudara menempati posisi pertama dengan estimasi lebih dari 65.000 kasus per tahun. Penyakit ini banyak menyerang wanita usia 30 tahun ke atas, namun kasus pada usia muda juga mulai meningkat. Deteksi dini dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan mammografi menjadi kunci penting.

2.     Kanker Serviks (Leher Rahim)
Indonesia termasuk negara dengan angka kejadian kanker serviks yang tinggi. Diperkirakan terdapat sekitar 36.000 kasus baru setiap tahunnya. Human Papillomavirus (HPV) menjadi penyebab utama. Vaksinasi HPV dan pap smear rutin sangat disarankan sebagai pencegahan.

3.     Kanker Kolorektal (Usus Besar dan Rektum)
Kanker kolorektal berada di posisi ketiga dengan prevalensi sekitar 35.000 kasus per tahun. Faktor risiko utamanya adalah pola makan rendah serat, konsumsi daging olahan berlebihan, dan kurang aktivitas fisik. Gejalanya seringkali tidak disadari karena menyerupai gangguan pencernaan biasa.

4.     Kanker Paru-Paru
Merokok aktif dan pasif menjadi kontributor terbesar kanker paru-paru di Indonesia. Kasusnya mencapai lebih dari 34.000 per tahun. Polusi udara di kota-kota besar juga meningkatkan risiko. Deteksi dini sulit dilakukan karena gejala batuk kronis sering diabaikan.

5.     Kanker Hati (Liver)
Infeksi hepatitis B dan C kronis adalah pemicu utama kanker hati. Data menunjukkan sekitar 19.000 kasus baru muncul setiap tahunnya. Pemeriksaan fungsi hati dan skrining hepatitis sejak dini dapat mencegah komplikasi lebih lanjut.

6.     Kanker Ovarium
Kanker ovarium sering disebut “silent killer” karena gejalanya sulit terdeteksi di tahap awal. Prevalensi kasus di Indonesia berkisar antara 13.000-15.000 kasus per tahun. Wanita dengan riwayat keluarga kanker ovarium sebaiknya lebih waspada.

7.     Kanker Limfoma Non-Hodgkin
Termasuk dalam kategori kanker darah, limfoma non-Hodgkin menempati posisi ketujuh dengan jumlah kasus lebih dari 10.000 per tahun. Penyakit ini menyerang sistem limfatik dan sering kali terdeteksi saat sudah memasuki stadium lanjut.

8.     Kanker Nasofaring (Tenggorokan Atas di Belakang Hidung)
Kanker ini cukup umum di Indonesia, terutama pada populasi yang sering terpapar asap rokok dan formaldehida. Gejala awal seperti hidung tersumbat kronis sering diabaikan. Jumlah kasus per tahun mencapai sekitar 8.000 kasus.

9.     Leukemia (Kanker Darah Putih)
Leukemia banyak menyerang anak-anak dan dewasa muda. Di Indonesia, terdapat lebih dari 6.000 kasus per tahun. Diagnosis dini dan terapi intensif bisa meningkatkan angka kesembuhan secara signifikan.

10.  Kanker Kulit Melanoma
Meskipun kasusnya lebih sedikit dibanding jenis kanker lain, kanker kulit tetap perlu diwaspadai, terutama pada individu dengan riwayat paparan sinar UV berlebih tanpa perlindungan. Prevalensi kasus melanoma di Indonesia diperkirakan mencapai 4.000 kasus per tahun.

Informasi lebih lanjut mengenai kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia dapat Anda baca di inutrisi.com untuk memahami tren terbaru dan upaya pencegahan yang direkomendasikan.

Mengapa Deteksi Dini Kanker Sangat Penting?

Banyak kasus kanker di Indonesia ditemukan dalam kondisi stadium lanjut. Hal ini terjadi karena rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini. Padahal, peluang kesembuhan kanker sangat ditentukan oleh seberapa cepat penyakit ini ditemukan.

Misalnya, kanker payudara yang ditemukan pada stadium awal memiliki tingkat kesembuhan lebih dari 90%, sedangkan pada stadium lanjut angka ini menurun drastis. Hal yang sama berlaku untuk kanker serviks, kolorektal, dan jenis kanker lainnya.

Beberapa metode deteksi dini yang direkomendasikan:

·       SADARI (periksa payudara sendiri)

·       Pap smear dan vaksinasi HPV untuk kanker serviks

·       Tes feses imunokimia (FIT) untuk skrining kanker kolorektal

·       CT scan untuk kanker paru-paru bagi perokok aktif

·       Pemeriksaan darah rutin untuk deteksi awal kanker darah

Selain itu, edukasi tentang gejala awal kanker seperti benjolan yang tidak normal, perubahan warna kulit, gangguan pencernaan kronis, dan penurunan berat badan drastis perlu ditingkatkan.

Faktor Risiko Kanker yang Harus Diwaspadai Masyarakat Indonesia

Gaya hidup modern membawa berbagai perubahan pola makan dan kebiasaan yang justru meningkatkan risiko kanker. Berikut beberapa faktor risiko utama yang relevan di Indonesia:

·       Merokok aktif dan pasif (kanker paru, mulut, tenggorokan)

·       Konsumsi makanan tinggi lemak dan rendah serat (kanker kolorektal)

·       Paparan sinar UV berlebih tanpa perlindungan (kanker kulit)

·       Kurang aktivitas fisik dan obesitas

·       Infeksi virus seperti HPV, Hepatitis B dan C

·       Riwayat keluarga dengan kanker genetik

Program CERDIK yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan menjadi salah satu upaya pencegahan kanker berbasis masyarakat. CERDIK adalah singkatan dari Cek kesehatan rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres.

Upaya Pemerintah dan Masyarakat dalam Menekan Kasus Kanker

Kementerian Kesehatan RI telah mengintensifkan program nasional untuk skrining kanker serviks dan payudara melalui deteksi dini di puskesmas. Selain itu, kampanye vaksinasi HPV untuk remaja putri juga terus digalakkan.

Beberapa rumah sakit rujukan kanker di Indonesia, seperti RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan RS Kanker Dharmais Jakarta, telah memperluas layanan deteksi dini dan terapi kanker modern. Masyarakat diharapkan lebih aktif memanfaatkan layanan ini secara berkala.

Meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola hidup sehat menjadi langkah preventif yang efektif. Kombinasi antara edukasi masyarakat, kemudahan akses skrining, dan gaya hidup sehat diharapkan mampu menekan angka kejadian kanker di masa depan.


Posting Komentar untuk "Daftar Kanker yang Paling Banyak Terjadi di Indonesia: Data Terbaru & Cara Deteksi Dini"