Bahaya Polusi Udara di Dalam Ruangan: Kenali Contoh Penyakit dan Cara Pencegahannya

inutrisi.comPolusi udara bukan hanya masalah di luar ruangan. Bahkan di dalam rumah atau kantor, kualitas udara yang buruk bisa menimbulkan risiko kesehatan serius. Paparan polutan seperti PM2.5, PM10, NO2, dan CO dapat memicu gangguan pernapasan, jantung, hingga gangguan perkembangan anak. Menurut World Health Organization (WHO, 2023), sekitar 7 juta orang meninggal setiap tahun akibat polusi udara, termasuk dari lingkungan dalam ruangan. Untuk itu, memahami contoh penyakit akibat polusi udara dalam ruangan sangat penting agar Anda bisa melindungi diri dan keluarga.

Bahaya Polusi Udara di Dalam Ruangan: Kenali Contoh Penyakit dan Cara Pencegahannya
Bahaya Polusi Udara di Dalam Ruangan: Kenali Contoh Penyakit dan Cara Pencegahannya

Penyakit Pernapasan yang Sering Terjadi

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
ISPA merupakan penyakit paling umum yang muncul akibat paparan polusi udara di dalam ruangan. Anak-anak dan lansia paling rentan. Gejalanya meliputi batuk, pilek, sakit tenggorokan, demam, hingga sesak napas. Data Kemenkes RI (2023) menunjukkan bahwa sekitar 45% kunjungan anak-anak ke puskesmas terkait ISPA akibat polusi udara. Partikel polutan dalam jangka panjang dapat memperparah infeksi hingga pneumonia.

Asma
Polusi udara dapat memicu serangan asma mendadak. Penelitian di Jakarta menemukan bahwa anak-anak yang terpapar PM2.5 ≥ 35 µg/m³ memiliki risiko 1,25 kali lebih tinggi mengalami serangan asma. WHO mencatat bahwa kualitas udara buruk meningkatkan risiko asma hingga 25% pada anak-anak yang tinggal di kota besar. Informasi lebih lengkap bisa dilihat pada contoh penyakit akibat polusi udara dalam ruangan.

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
PPOK bersifat progresif dan menimbulkan kesulitan bernapas jangka panjang. Selain merokok, polusi udara menjadi faktor risiko utama. Data BPJS Kesehatan menunjukkan peningkatan klaim pengobatan PPOK sebesar 18% dalam 3 tahun terakhir akibat tingginya paparan polusi di kota besar. Paparan di dalam rumah dari asap rokok, masakan, atau debu dapat memperparah kondisi ini.

Kanker Paru-Paru
Benzena, formaldehida, dan PM2.5 di dalam ruangan juga berkontribusi pada kanker paru-paru. WHO menempatkan polusi udara sebagai penyebab kedua tertinggi kanker paru setelah merokok, dengan sekitar 223 ribu kematian global per tahun akibat polusi.

Penyakit Jantung dan Stroke
Partikel halus dapat menembus aliran darah, memicu peradangan pembuluh darah, dan meningkatkan risiko penyakit jantung iskemik serta stroke. Studi Lancet, 2021 menunjukkan peningkatan PM2.5 sebesar 10 µg/m³ meningkatkan risiko serangan jantung hingga 6% dan stroke 8%.

Gangguan Kehamilan dan Kesehatan Bayi
Ibu hamil yang terpapar polusi udara dalam ruangan memiliki risiko lebih tinggi mengalami kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan gangguan perkembangan paru janin. Penelitian di Jakarta mencatat bahwa ibu hamil yang terpapar polusi memiliki risiko 1,8 kali lebih tinggi mengalami kelahiran prematur.

Gangguan Kognitif dan Mental
Polusi udara tidak hanya memengaruhi paru-paru. Partikel ultrafine (UFPs) mampu menembus sawar darah otak, memicu peradangan, meningkatkan risiko gangguan kognitif, demensia, depresi, dan kecemasan.

Dampak Polusi Udara di Indonesia

Indonesia termasuk negara dengan kualitas udara terburuk di Asia Tenggara. IQAir 2024 mencatat Jakarta menempati posisi ke-5 kota dengan kualitas udara terburuk di dunia, dengan PM2.5 melebihi ambang batas WHO. Kemenkes RI melaporkan sekitar 70% kunjungan pasien ke puskesmas berkaitan dengan gangguan pernapasan akibat polusi udara, sementara biaya pengobatan mencapai Rp 1,8 triliun per tahun.

Langkah Pencegahan Polusi Udara di Dalam Ruangan

  1. Gunakan Masker Berkualitas
    Masker N95 atau KN95 efektif menyaring PM2.5, terutama saat kualitas udara buruk.
  2. Pantau Kualitas Udara
    Gunakan aplikasi seperti IQAir atau AirVisual untuk memantau AQI. Kurangi aktivitas luar saat polusi tinggi.
  3. Gunakan Air Purifier
    Filter HEPA dapat mengurangi partikel polusi di rumah dan menciptakan udara lebih sehat.
  4. Jaga Pola Hidup Sehat
    Konsumsi makanan kaya antioksidan, olahraga di tempat dengan udara bersih, dan cukup istirahat membantu tubuh melawan dampak polusi.
  5. Konsultasi Kesehatan Rutin
    Individu dengan riwayat penyakit pernapasan perlu pemeriksaan rutin untuk deteksi dini gejala akibat polusi.
  6. Program Vaksinasi dan Edukasi
    Pastikan keluarga mendapatkan vaksinasi yang dianjurkan dan mengikuti program edukasi tentang polusi udara.

Untuk informasi lebih lengkap tentang jenis penyakit, baca contoh penyakit akibat polusi udara dalam ruangan.

FAQ (Frequently Asked Questions)

Q1: Apa saja polutan utama di dalam ruangan yang berbahaya?
A1: Polutan utama termasuk PM2.5, PM10, karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), dan VOCs dari bahan bangunan atau produk rumah tangga.

Q2: Bagaimana cara mengetahui kualitas udara di rumah?
A2: Gunakan alat pengukur AQI atau sensor polusi udara. Aplikasi seperti IQAir dan AirVisual juga bisa memantau kualitas udara real-time.

Q3: Apakah air purifier efektif untuk semua polusi dalam ruangan?
A3: Air purifier dengan filter HEPA efektif menyaring partikel debu dan PM2.5, namun tidak menghilangkan gas berbahaya sepenuhnya. Ventilasi juga penting.

Q4: Siapa yang paling berisiko terhadap polusi udara dalam ruangan?
A4: Anak-anak, lansia, ibu hamil, dan orang dengan penyakit pernapasan atau jantung memiliki risiko paling tinggi.

Q5: Bagaimana cara melindungi bayi dari polusi udara dalam ruangan?
A5: Pastikan ventilasi baik, gunakan air purifier, hindari rokok dan asap, serta jaga kebersihan rumah untuk meminimalkan partikel polutan.

Posting Komentar untuk "Bahaya Polusi Udara di Dalam Ruangan: Kenali Contoh Penyakit dan Cara Pencegahannya"